Syaikh—semoga Allah merahmatinya—menyebutkan bahwa hal yang paling memperkuat keterikatan hati kepada Allah ‘Azza wa Jalla ada dua perkara:
Perhatikan baik-baik dua perkara ini, karena Syaikh telah menekankannya dalam ucapannya.
Perkara pertama adalah: doa. Tidak ada sesuatu pun yang bisa memberikan manfaat pada seseorang dalam hal menguatkan keterikatan hatinya kepada Allah ‘Azza wa Jalla, melebihi doa. Sebab ketika Anda berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mendengar doamu kecuali hanya Allah Subhanah, dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Jalla wa ‘Ala.
Saat itu, Anda menyadari bahwa sesungguhnya Anda hanya menyampaikan keperluan kepada-Nya, dan Anda sedang bermunajat hanya kepada-Nya. Terlebih lagi ketika Anda dalam keadaan sujud, atau berada di kegelapan malam, ketika semua harapan terhadap dunia dan penghuninya telah sirna, dan harapan itu hanya tertuju kepada Allah.
Karena itulah, tidak ada sesuatu pun yang lebih menguatkan keimanan seseorang melebihi doa. Dalam riwayat at-Tirmidzi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Doa itu adalah ibadah.” “Doa itu adalah ibadah.” Ia adalah bentuk ibadah yang paling kuat dalam menguatkan hubungan hamba dengan Rabb-nya.
Oleh sebab itu, Syaikh menganjurkan untuk terus-menerus berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam setiap keperluan, baik karena kekurangan maupun hajat. Keperluan apa pun yang Anda perlukan, perbanyaklah berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Sungguh salah seorang dari sahabat Nabi memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla ketika tali sandalnya terputus. Merekalah para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Setiap urusan yang menimpa Anda, berdoalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Jika Anda ditimpa suatu hajat (keperluan), mintalah itu kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Jika Anda mengharapkan sesuatu untuk masa depan, mintalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Jika Anda takut terhadap seseorang, mintalah perlindungan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Jika Anda bimbang dalam suatu urusan, maka datanglah kepada Allah melalui doa istikharah, agar Allah memilihkan yang terbaik untukmu. Hendaklah Anda berdoa! Hendaklah Anda berdoa!
Apa kata Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu? Umar berkata, “Aku tidak memikirkan urusan terkabulnya doa,” atau perkataan sejenisnya. “…tapi yang menjadi pikiranku adalah soal doa itu sendiri.”
Menjadi pribadi yang tekun berdoa adalah perjuangan yang tidak semua orang mampu. Tidak semua orang dibukakan pintu untuk banyak berdoa. Ibnu Muflih dalam kitab al-Adab menukil dari seorang saleh, bahwa dia berkata: “Ketika aku ditimpa suatu keperluan aku pun memperbanyak doa kepada Allah ‘Azza wa Jalla Hingga aku berharap keperluan itu tidak segera diangkat karena aku merasakan dalam hatiku kehadiran dan ketergantungan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”
Maka, apa yang diberikan Allah ‘Azza wa Jalla ketika Anda berdoa dengan ikhlas dan penuh ketundukan, berupa kebahagiaan, kehidupan yang baik, dan lapangnya dada, bisa jadi itu semua lebih agung daripada permintaan yang Anda minta.
Inilah perkara pertama.
Perkara kedua adalah: beramal dengan segala sesuatu yang dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Inilah yang menjadi pembeda antara ahlussunnah yang mengenal Allah dan syariat-Nya, dengan mereka yang mengaku mencintai Allah ‘Azza wa Jalla dari orang-orang jahil namun menyelisihi manhaj ahlussunnah.
Sebagian orang mengira bahwa dengan sekadar mengaku cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla, itu sudah cukup untuk meraih derajat tinggi, kedudukan sebagai wali, masuk surga, dan mengungguli orang lain. Padahal tidaklah demikian.
Standar yang sebenarnya adalah dengan mematuhi perintah Allah ‘Azza wa Jalla dan perintah Rasul-Nya. Allah berfirman, “Katakanlah: Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian…” (QS. Ali Imran: 31) Juga dalam Hadis Qudsi: “Barang siapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku telah umumkan perang terhadapnya …Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunah hingga Aku mencintainya …Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar……penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia memegang, dan kakinya yang dengannya ia berjalan.” (HR. Bukhari).
Allah ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu yang lebih dicintai oleh-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya melebihi amalan yang diwajibkan. Dan hamba itu terus mendekatkan diri kepada-Nya dengan amalan-amalan sunah hingga Allah mencintainya. Intinya, di antara standar penting yang membuat hati senantiasa terpaut kepada Allah ‘Azza wa Jalla adalah memperbanyak amalan yang dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla: Salat, Salat Malam, belajar, mengajar, sedekah, haji, ziarah ke baitullah ‘Azza wa Jalla, berbuat baik kepada sesama dengan harta, akhlak yang baik, maupun tenaga. Pada setiap persendian dari anak Adam terdapat kewajiban sedekah, serta amalan mulia yang lainnya. Tidaklah bisa mengamalkan dan memahami amalan yang dicintai Allah, kecuali orang yang mempelajari syariat-Nya.
====
ذَكَرَ الشَّيْخُ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَّ أَكْثَرَ مَا يُقَوِّي تَعَلُّقَ الْقَلْبِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَمْرَانِ
وَانْتَبِهْ لِهَذَيْنِ الْأَمْرَيْنِ فَقَدَ أَلْحَظَ إِلَيْهِمَا الشَّيْخُ فِي كَلَامِهِ
الْأَمْرُ الْأَوَّلُ الدُّعَاءُ وَمَا نَفَعَ عَبْدٌ فِي قَلْبِهِ تَعَلُّقًا بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِثْلُ الدُّعَاءِ لِأَنَّكَ عِنْدَمَا تَدْعُو اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَسْمَعُ دُعَاءَكَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ وَلَا يَعْلَمُ بِهِ إِلَّا هُوَ جَلَّ وَعَلَا
فَحِيْنَئِذٍ تَعْلَمُ أَنَّكَ إِنَّمَا تُلْقِي حَاجَتَكَ بِهِ وَإِنَّمَا تُنَاجِيهِ سُبْحَانَهُ وَخَاصَّةً عِنْدَمَا تَكُونُ فِي سُجُودٍ أَوْ تَكُونُ فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ وَقَدِ انْقَطَعَ الرَّجَاءُ مِنَ الدُّنْيَا وَأَهْلِهَا وَلَمْ يَتَّصِلْ إِلَّا بِهِ سُبْحَانَهُ
وَلِذَلِكَ مَا قَوَّى إِيمَانَ شَخْصٍ شَيْءٌ أَعْظَمُ مِنَ الدُّعَاءِ وَقَدْ جَاءَ عِنْدَ التِّرْمِذِي أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ فَهُوَ الْعِبَادَةُ وَهُوَ أَقْوَى مَا يُقَوِّي عَلَاقَةَ الْعَبْدِ بِرَبِّهِ
وَلِذَلِكَ قَالَ بِمُلَازَمَةِ الدُّعَاءِ لَهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي كُلِّ مَطْلُوبٍ مِنْ فَاقَةٍ وَحَاجَةٍ أَيُّ حَاجَةٍ تَحْتَاجُهَا أَكْثِرْ مِنْ دُعَاءِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَإِنَّ أَحَدَهُمْ لَيَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا انْقَطَعَ شَسْعُ نَعْلِهِ مِنَ الصَّحَابَةِ رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ كُلُّ أَمْرٍ يَنْزِلُ بِكَ اِسْأَلِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا نَزَلَتْ بِكَ حَاجَةٌ اِسْأَلْهَا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا تَأَمَّلْتَ أَمَلًا أَوْ تَأَمَّلْتَ رَجَاءً فِي مُسْتَقْبَلِكَ فَاسْأَلِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا خِفْتَ أَحَدًا فَاسْأَلِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا تَرَدَّدْتَ فِي أَمْرٍ فَالْجَأْ إِلَى اللَّهِ بِالدُّعَاءِ بِالِاسْتِخَارَةِ لِيَخْتَارَ لَكَ الأَصْلَحَ عَلَيْكَ بِالدُّعَاءِ عَلَيْكَ بِالدُّعَاءِ
عُمَرُ مَاذَا يَقُولُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؟ يَقُولُ إِنِّي لَا أَحْمِلُ هَمَّ الِاسْتِجَابَةِ أَوْ نَحْوُ مَا قَالَ وَلَكِنْ هَمُّ الدُّعَاءُ
فَذَاتُ الدُّعَاءِ هَمٌّ لَا يَسْتَطِيعُهُ كُلُّ امْرِئٍ لَيْسَ كُلُّ امْرِئٍ يُفْتَحُ عَلَيْهِ فِي بَابِ الدُّعَاءِ وَقَدْ نَقَلَ ابْنُ مُفْلِحٍ فِي الْآدَابِ عَنْ بَعْضِ الصَّالِحِيْنَ أَنَّهُ يَقُولُ إِنَّهُ كَانَتْ تَنْزِلُ بِيَ الْحَاجَةُ فَأُكْثِرُ مِنْ دُعَاءِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَأَتَمَنَّى أَنْ لَا تَرْتَفِعَ تِلْكَ الْحَاجَةُ لِمَا أَجِدُ فِي قَلْبِي مِنَ الْإِقْبَالِ وَالتَّعَلُّقِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
فَمَا يُعْطِيْكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حِينَ الدُّعَاءِ وَالْإِخْلَاصِ فِيهِ وَالتَّضَرُّعِ مِنَ السَّعَادَةِ وَالْحَيَاةِ الطَّيِّبَةِ وَانْشِرَاحِ الصَّدْرِ رُبَّمَا يَكُونُ أَعْظَمَ مِنَ الطَّلَبِ الَّذِي تَطْلُبُهُ
هَذَا الْأَمْرُ الْأَوَّلُ
الْأَمْرُ الثَّانِي قَالَ وَالْعَمَلُ بِكُلِّ مَحْبُوبٍ أَيْ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَهَذِهِ الْفَرْقُ بَيْنَ أَهْلِ السُّنَّةِ الْعَالِمِيْنَ بِاللَّهِ وَبِشَرْعِهِ وَبَيْنَ مَنْ يَدَّعِي مَحَبَّةَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِمَّنْ خَالَفَ طَرِيقَتَهُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَهَالَةِ
إِنَّ بَعْضَ النَّاسِ يَدَّعِي أَنَّ مُجَرَّدَ مَحَبَّتِهِ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ كَافِيَةٌ فِي نَيْلِهِ الدَّرَجَاتِ الْعَالِيَةَ وَمَنْصِبَ الْوِلَايَةِ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالتَّقَدُّمَ عَلَى الْآخَرِيْنَ لَيْسَ ذَلِكَ كَذَلِكَ
إِنَّمَا الْعِبْرَةُ وَالْمَحَكُّ الِامْتِثَالُ لِأَمْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمْرِ رَسُولِه قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَفِي الْحَدِيثِ الْقُدْسِيِّ مَن عَادَى لِي وَلِيًّا فقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا
فَبَيَّنَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ مَا تَقَرَّبَ إِلَيْهِ عَبْدُهُ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا اِفْتَرَضَ عَلَيْهِ وَمَا زَالَ يَتَقَرَّبُ إِلَيْهِ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى يُحِبَّهُ الْمَقْصُودُ أَنَّ مِنَ الْمَعَايِيرِ الْمُهِمَّةِ الَّتِي تَجْعَلُ الْقَلْبَ مُتَعَلِّقًا بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ الْإِكْثَارُ مِنْ فِعْلٍ مَحْبُوبٍ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ صَلَاةٌ قِيَامٌ عِلْمٌ تَعَلُّمٌ تَعْلِيمٌ صَدَقَةٌ حَجٌّ قَصْدُ بَيْتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ الْإِحْسَانُ إِلَى النَّاسِ بِالْمَالِ وَبِالْخُلُقِ وَبِالْبَدَنِ كُلُّ سُلَامَى عَلَى ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ وَغَيْرُ ذَلِكَ مِنَ الْأُمُورِ الْفَاضِلَةِ وَلَا يُحْسِنُ وَيَعْرِفُ مَحْبُوبَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا مَنْ تَعَلَّمَ شَرْعَهُ